
Kegiatan konstruksi, pertambangan, serta proyek infrastruktur besar umumnya melibatkan penggunaan alat berat seperti excavator, bulldozer, crane, dan dump truck. Meskipun memiliki peran penting dalam mempercepat proses pembangunan, alat berat juga menjadi sumber utama kebisingan di area kerja. Suara mesin dengan intensitas tinggi yang berlangsung terus-menerus tidak hanya berdampak pada pekerja, tetapi juga pada masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
1. Dampak terhadap Kesehatan Manusia
Paparan kebisingan dalam waktu lama dapat menimbulkan gangguan pendengaran permanen, stres, gangguan tidur, dan kelelahan. Berdasarkan penelitian Kementerian Ketenagakerjaan, tingkat kebisingan di lokasi proyek dapat mencapai 85–100 dB, melebihi ambang batas aman 85 dB. Jika tidak dikendalikan, kondisi ini berpotensi menurunkan produktivitas pekerja dan mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi proyek.
2. Dampak terhadap Lingkungan Sekitar
Suara keras dari alat berat tidak hanya mengganggu manusia, tetapi juga memengaruhi keseimbangan ekosistem. Hewan, terutama burung dan satwa liar di sekitar area proyek, dapat mengalami perubahan perilaku seperti stres, menjauh dari habitat, atau penurunan populasi akibat gangguan suara. Selain itu, getaran yang dihasilkan oleh alat berat dapat memengaruhi struktur tanah dan stabilitas bangunan di sekitar lokasi kerja.
3. Dampak Sosial dan Ekonomi
Tingkat kebisingan yang tinggi juga dapat menimbulkan gangguan sosial. Warga sekitar proyek kerap mengalami ketidaknyamanan, sulit beristirahat, dan bahkan menolak keberadaan proyek karena dampak bisingnya. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu konflik antara pengembang proyek dan masyarakat. Dari sisi ekonomi, perusahaan mungkin harus menanggung biaya tambahan untuk pengendalian kebisingan atau kompensasi kepada warga terdampak.
4. Upaya Pengendalian Kebisingan
Untuk meminimalkan dampak kebisingan, beberapa langkah dapat dilakukan, antara lain:
- Melakukan pengukuran tingkat kebisingan secara berkala di area proyek.
- Menggunakan peredam suara pada mesin dan sistem knalpot alat berat.
- Menentukan jadwal kerja alat berat agar tidak beroperasi pada malam hari.
- Menanam vegetasi pelindung di sekitar area proyek sebagai penghalang alami suara.
- Memberikan alat pelindung telinga kepada pekerja yang bertugas di area bising.
Langkah-langkah tersebut tidak hanya menjaga kesehatan pekerja dan warga, tetapi juga meningkatkan citra perusahaan yang menerapkan prinsip tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Kebisingan alat berat merupakan bentuk polusi yang sering diabaikan, padahal dampaknya cukup serius bagi manusia maupun lingkungan. Dengan penerapan sistem pengendalian suara, perawatan alat berat yang baik, dan perencanaan kerja yang tepat, dampak negatif kebisingan dapat diminimalkan. Upaya ini penting agar kegiatan pembangunan dapat berjalan seimbang antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Referensi:
- “Pentingnya Pengendalian Kebisingan di Tempat Kerja.” Kementerian Ketenagakerjaan RI. kemnaker.go.id
- “Polusi Kebisingan dan Dampaknya bagi Lingkungan.” Mongabay Indonesia. mongabay.co.id
- “Pengendalian Kebisingan dalam Proyek Penting Demi Lingkungan.” Berita Satu Nasional. beritasatu.com
- “Pengendalian Kebisingan dalam Lingkungan Perkotaan.” Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. dlh.jakarta.go.id
No comment